Pemberian Vitamin C pada Pandemi Covid 19
DR med. Dr. Maya Surjadjaja, M Gizi, SpGK, IAAF
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana , RSAL DR Mintohardjo , Klinik Spesialis Gracia Paticia Jakarta
“My wounds became my spectacles, helping me to see what I encounter with empathy, and with a grateful sense of privilege.”
― Martin R. Lipp, The Bitter Pill: Doctors, Patients, and Failed Expectations
Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas pada masa pandemi yang paling banyak dibahas adalah mengkonsumsi Vit C. Vit C dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh melalui beberapa mekanisme antara lain:Vit C meningkatkan kinerja sel darah putih , berakumulasi dengan sel phagosit seperti neutrofil, meningkatkan differensiasi dan proliferasi sel B dan T limfosit .Vit C berperan juga dalam proses apoptosis sehingga dapat mengurangi nekrosis jaringan dan kerusakan sel Vit C meningkatkan produksi Interferon dan mengurangi replikasi virus. Selain itu Vitamin C juga merupakan antioksidan kuat dan secara sinergistik meningkatkan kadar glutation di dalam tubuh. Glutation adalah master antioksidan di dalam tubuh yang dapat menjaga sistem kekebalan tubuh. Konsumsi vitamin C 500 mg sehari dapat meningkatkan kadar glutation tubuh sampai 47%.
Kekurangan vit C dapat mengurangi imunitas tubuh dan menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi Sebaliknya kebutuhan tubuh akan vitamin C meningkat pada kondisi infeksi dikarenakan meningkatnya metabolisma dan inflamasi
Untuk pencegahan scury hanya dibutuhkan sekitar 10 mg/hari , namun Vit C aman dikonsumsi pada dosis yang lebih tinggi. Menurut rekomendasi nutrisi di AS ’tolerable upper intake level’ pada orang dewasa adalah sebesar 2 g/hari . Linus Pauling, ilmuwan vitamin C, menganjurkan asupan vitamin C sekitar 1000-3000 mg. Robert Catchart menyarankan teknik toleransi perut ( bowel tolerance) yakni dosis vitamin C yang cocok tanpa menimbulkan diare. Jadi, dalam hal ini diare loose stool ) menjadi pembatas dosis yang bisa diterima oleh individu tersebut pada kondisi kesehatannya saat itu
Review meta analis pada tahun 2019 menyebutkan dalam 6 studi baik pemberian per oral ( 1-3 g/hari, rata rata 2 g/hari ) maupun intra vena ( dosis bervariasi ) dapat memperpendek masa rawat di ICU sebesar 8,6 % and mengurangi durasi pemakaian ventilator pada 3 studi sebesar 18.2%. Ilmuwan dari Finlandia dan Australia melaporkan dari 12 penelitian pada 1766 pasien pemberian vit C memperpendek masa rawat di ICU sebesar 7.8 %. Penelitian lain menyebutkan supplementasi vitamin C 200 mg /hari dapat menurunkan angka kematian sebesar 80% pada penderita saluran nafas berat
Berdasarkan laporan studi independen berskala kecil dan 3 studi klinis pada tanggal1 Maret 2020 Shanghai Medical Association melakukan publikasi awal "Shanghai2019CoronaryVirusDiseaseComprehensiveTreatmentExpertConsensus"(http://rs.yiigle.com/m/yufabiao/118326.htm). Dosis rekomendasi bervariasi menurut keparahan penyakit, berkisar 50-200 mg/kgBB/hari hingga 16.000 mg/hari. Dosis yang diberikan berkisar 4.000-16.000 mg iv untuk dewasa. Rata rata di pakai Vit C intra vena dosis tinggi 100-200 mg/kg BB/hari sebagai terapi pada pasien rawat inap untuk memperbaiki index Oksigenasi dan status koagulasi , sehingga mengurangi pemakaian ventilator atau life support lainnya. Dr. Enqian Mao salah seorang penulis Shanghai Guidelines for the Treatment of Covid-19 Infection memberikan terapi vitamin C iv dosis tinggi pada 50 kasus infeksi COVID-19 sedang hingga berat, dengan dosis vitamin C 10.000-20.000 mg/ hari selama 7-10 hari; dengan 10.000 mg untuk kasus sedang dan 20.000 mg untuk kasus yang lebih berat, Status paru pasien menjadi stabil dan membaik. Tidak ditemukan efek samping yang dilaporkan dari semua kasus pemberian terapi vitamin C dosis tinggi tersebut.
Para ilmuwan di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan memberikan infus 24 g / hari pada pasien Covid-19 selama 7 hari ; dosis vitamin C harian yang diberikan oleh Tiongkok sekitar 60 kali lebih banyak daripada jumlah yang direkomendasikan oleh NHS. Penelitian ini telah dilakukan sejak 14 Febuari2020 dan hasilnya diperkirakan akhir September 2020,
Pemberian iv Vit C dosis tinggi juga dilakukan di New York. Berdasarkan wawancara dengan Andrew G. Weber, dokter ahli paru dan spesialis penyakit kritis yang terafiliasi dengan Northwell health Facilities pasien Covid-19 di ICU langsung menerima 1.500 mg Vit C 3-4x /hari. Dosis tersebut 16 x lebih besar dari rekomendasi NIH yang hanya berkisar 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa. Terapi di New York ini didasarkan pada terapi eksperimental di Shanghai, Tiongkok. Sedangkan dosis vitamin C per hari yang diberikan di Shanghai sekitar 60 kali lebih besar dari jumlah yang direkomendasikan oleh NHS. Menurut Dr Weber pasien yang menerima vit C secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak.
Sebagai penutup walaupun efek samping dan toksisitas Vitamin C rendah namun masih belum menjadi standard terapi pada pasien covid 19 , dikarenakan belum selesainya penelitian ilmiah yang sahih. Seperti dikatakan oleh Dr. Mike Skinner, ahli virologi di Imperial College London bahwa para peneliti belum memperoleh kepastian tentang potensi vitamin C saat ini karena manfaat vitamin C untuk melawan virus SAR COV2 masih dalam tahap uji klinis.
Sumber :